Oleh; Disiana Ratri Suryandari*
“Aku
ingin agar mahasiswa-mahasiswa ini menyadari bahwa mereka adalah “the happy selected few”
yang dapat kuliah dan karena itu mereka harus juga menyadari dan melibatkan
diri dalam perjuangan bangsanya.”
(Soe Hok Gie, Cacatan Seorang
Demonstran)
Petikan
kalimat tersebut menggambarkan mahasiswa memiliki dua tanggungjawab (akademik
dan sosial). Adapun peran tersebut seharusnya dipahami mahasiswa ketika
mengawali terjun dalam dunia kampus. Maka, momentum orientasi pengenalan kampus
(Ospek) bagi mahasiswa baru (maba) sangat relevan digunakan sebagai media proses
penyadaran akan tanggungjawab tersebut.
Ospek menjadi
ruang pembentukan karakter maba tidak terlepas dari peran panitia penyelenggara
(senior maba). Oleh karena itu, keberhasilan ospek terletak di tangan panitia.
Apakah ospek hanya dimaknai ritual tahunan untuk sekedar melepas tanggungjawab
organisasi, atau digunakan sebagai media mendidik maba agar menajadi mahasiswa
ideal dengan bergam tipe.
Berbicara tipe
mahasiswa, ada beberapa jenis mahasiswa. Dari hasil pengamatan penulis, ada
beberapa tipe mahasiswa yang terdapat dikampus manapun. Pertama, mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang). Kelompok ini terkesan
nyantai dan tidak peduli terhadap realitas kampus. Kedua, mahasiswa segitigas mas (kulia, kantin, kamar) tipe ini
tidak jauh berbeda dengan tipe yang pertama. Ketiga, akademi ansich, mahasiswa
ini hanya fokus belajarr untuk mendapatkan nilai tinggi. Keempat, mahasiswa aktivis-akademik. Bagi penulis kelompok ini yang
paling ideal, dalam pengertian mahasiswa tidak hanya memperoleh ilmu di bangku
kuliah, namun lebih banyak melalui ruang kultural, seperti diskusi, baca buku, seminar dan organisasi.
Dos, ospek
layaknya mengandung unsur yang mendidik, penyadaran dan pembangunan karakter.
Adapun unsur mendidik dapat direalisasikan berupa pembangunan mental
kemandirian, tanggungjawab, disiplin dan kesadaran sosial. Kita semua paham
bahwa mahasiswa tidak hanya menyelesaikan tugas akademik, tapi ada tugas sosial
(berbuat untuk sesama) yang mesti harus diselesaikan juga.
Oleh karena
itu, ada beberapa hal yang harus dipahami maba dalam menjalani selama ospek,
diantaranya: Pertama, proses
penyadaran bahawa sejak menyandang label mahasiswa bersamaan itu juga ia
mempunyai tanggungjawab sosial. Kedua, menentukan
pilihan–ingin menjadi tipe mahasiswa apa–yang nantinya akan menentukan cara
pandang, aktivitas dan kehidupan sehari-harin di kampus kelak. Ketiga, bahwa mahasiswa harus berpikir
jangka panjang untuk mentukan skill individu.
Hal ini akan menentukan pilihan aktivitas kegiatan yang akan diambil sebagai pengetahuan
tambahan di luar bangku kuliah.
Menyadari
semua itu, mahasiswa harus mampu memaknai ritual tahunan tersebut. Sehingga
ospek tidak hanya menjadi ajang hura-hura, asyik-asyikan dan mencari teman.
Harapan besar dari ospek adalah sebagai medium maba menentukan pilihan. Nah, selanjtutnya kembali pada pribadi
masing-masing, akan menjadi mahasiswa tipe yang mana? Namun demikian, realitas
bahwa mahasiswa selain belajar juga mempunyai tanggungjawab sosial merupakan
prinsip dasar yang harus dipegang oleh maba.
7 Desember
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar