Wacana Globalisasi - Abulaka Archaida

Rabu, 21 September 2016

Wacana Globalisasi



Cari wacana :
-          Sekema Pertarungan idiologi dunia
-          Prinsi Sosialisme menuju kesejahteraan
-          Negara2 tergabung dalam blok tersebut


Pete Idiologi liberalisme-kapitalisme dan sosialisme-komunisme

Prinsip pertarungan            : negara kesejahteraan/ social welfare state
Pelaku                                   : Negara
Dampak Pertikaian              : melahirkan kekerasan, termasuk Perang Dingin
  dan perlombaan senjata.

Blok Negara
Sosialisme    : Negara-negara Indocina (Vietnam, Laos, dan Kamboja), ada forum Sosial dunia (FSD)
Kapitalisme   : Indonesia atau Cile di Amerika Latin, ada forum ekonomi dunia (FED)
Kapitalisme   : liberalisasi perdagangan, globalisasi ekonomi, bahkan neoliberalisme
Prinsip    :
- Kapitalisme             : globalisasi dan liberalisasi perdagangan  merupakan jalan menuju kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi dunia
- Sosialisme              : SebaliknyaIndikasi Konsep Kapitalisme gagal, meskipun pertarungan idiologi dimenangkan kelompok lebaralisme-kapitalisme :
1. Sekitar 770 juta orang di dunia menderita kelaparan
2. 800 juta orang lagi mengalami kelangkaan pangan.
3. Jutaan anak meninggal setiap tahun akibat kekurangan gizi.
4. Kesenjangan ekonomi antara negara kaya dan negara miskin sangat lebar.
5. Negara maju mengalami kelimpahan, affluency, sementara negara berkembang
    mengalami kelangkaan, scarcity.


n  Globalisasi Þ :;;;;;;;

  1. Pengertian : dunia tanpa batas (borderless), ada kebebasan untuk lintas batas untuk berbagai macam aktivitas manusia
  2. globalisasi telah menjadi kekuatan serakah dari sistem kapitalisme-liberalisme yang telah menyengsarakan kehidupan Bangsa Indonesia,  sehingga harus dilawan dengan kekuatan ekonomi-politik nasional yang didasarkan pada ekonomi rakyat (Mubyarto 2002: 1-4).

  1. Dalam pengertian umum, Davies dan Nyland (2004: 5-6) menemukan lima pengertian globalisasi tersebut, yaitu (1) internasionalisasi; (2) liberalisasi; (3) universalisasi (universalization); (4) Westernisasi (westernization) atau modenisasi; dan (5) suprateritorialitas (supraterritoriality), yang mengandung makna bahwa “ruang sosial tidak lagi dipetakan atas dasar tempat, jarak, dan batas-batas wilayah”.
  2. Dalam konteks ekonomi, globalisasi dikaitkan dengan proses internasionalisasi produksi, perdagangan, dan asarp uang

Sejarah Globalisasi
  1. Globalsasi dlm ekonomi sdh delakukan sejaka zaman kolonial
  2. Cristobal Colon pada abad 16 an, yang kemudian dikenal dengan nama Christopher Columbus, dengan dukungan dana dari Raja dan Ratu Spanyol berlayar mengarungi lautan untuk menuju wilayah Asia yang diberitakan berlimpah dengan kekayaan alam dan emasnya
  3. jurubicara terkenal Kerajaan Inggris tahun 1890-an, Cecil Rhodes,  yang menyatakan perlunya negara mendapatkan tanah yang baru, karena lahan (jajahan) yang baru tersebut bisa menguntungkan negerinya:
  4. Pandangan-pandangan demikian merupakan pandangan kaum merkantlis pada abad ke-17 dan ke-18, yang menjadikan globalisasi ekonomi guna memperoleh surplus perdagangan dalam rangka memperkuat negaranya. Alexander Hamilton, tokoh merkantilis dari Amerika Serikat pada tahun 1791 berkaitan dengan kebijakan proteksi AS di bidang industri menulis: “Not only the wealth but the independence and security of a country apperas to be materially connected to the prosperity of manufactures” (Gilpin, 2002: 92). 
  5. Titik yang signifikan terjadi tahun 1947 saat mulai berlakunya dan dilembagakannya  Perjanjian Umum tentang Tariff dan Perdagangan  atau GATT (General Agreement on Tariffs and Trade)Komitmen yang mengarah pada globalisasi perdagangan dunia yang dimotori oleh Amerika Serikat tersebut pertama kali hanya diikuti oleh 23 negara.
  6. Evolusi globalisasi ekonomi ini kemudian berkembang sangat cepat sejak akhir 1980-an. Melalui perundingan panjang yang dilakukan GATT selama 8 tahun, yang dikenal dengan Putaran Uruguay pada tahun 1995 berhasil memutuskan membentuk World Trade Organization (WTO). Keanggotaan WTO ini terus berkembang dan sampai Februari 2005 mencapai 148 negara, dengan bidang cakupan yang lebih luas, yakni menyangkut liberalisasi lalulintas barang dan jasa (GATS).
  7. Secara garis besar,  evolusi atau kecenderungan globalisasi  ini dapat dikategorisasikan menjadi tiga tahap (Djiwandono, 2004: 3), yaitu:
a. gelombang pertama antara tahun 1870-1914. Periode ini ditandai perkembangan dalam peralatan transportasi dan penurunan rintangan perdagangan sehingga meningkatkan perdagangan internasional dan investasi oleh negara-negara Amerika Utara dan Eropa ke berbagai kawasan;
b. gelombang kedua antara tahun 1950-1980, yang ditandai oleh integrasi negara-negara kaya, seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. Laju pertumbuhan negara berkembang juga meningkat, namun umumnya jurang perbedaan antara negara maju dengan negara berkembang semakin besar;
c. gelombang globalisasi mutakhir mulai tahun 1980-sekarang, yang ditandai oleh kemajuan teknologi transportasi, komunikasi, perkembangan sejumlah negara-negara berkembang yang membuka diri terhadap perdagangan luar negeri dan investasi asing (Washington Concensus). Dapat dikatakan sejak akhir 1980-an globalisasi yang sebelumnya berjalan lamban, berubah dari proses  evolusi menjadi revolusi .
Globalisasi ekonomi konteks Indonesia :
  1. Bangsa Indonesia dipaksa menyesuaikan dengan sesuatu yang berbeda dengan pandangan hidupnya. 
  2. Melalui berbagai payung “kesepakatan” (agreements) yang dinaungi  WTO (World Trade Organization), Bank Dunia,  ataupun  IMF (International Monetary Fund), 
  3. perekonomian nasional semakin digiring ke arah persaingan bebas, keterbukaan ekonomi yang luas,
  4. pengurangan campur tangan pemerintah dalam ekonomi, maupun penjualan aset-aset BUMN kepada investor asing lewat apa yang dikenal dengan privatisasi ataupun  divestasi.
  5. Lewat saran dari IMF pula kita melakukan penyehatan perbankan dengan  biaya sampai Rp 650 triliun, melalui dana rekapitalisasi perbankan yang kini setiap tahun menjadi beban rakyat yang tercermin pada APBN
  6. sebelumnya menganut sistem nilai tukar mengambang (managed floating exchange rate system) berubah ke sistem nilai tukar bebas (freely floating exchange rate systemt) pada bulan Agustus 1997
  7. Tekanan melalui Letter of Intents dengan IMF untuk melaksanakan privatisasi telah membuat BUMN
  8. Misalnya terjadi pada PT Indosat
  9. GATS pula kini “pengetahuan” dianggap sebagai suatu komoditi sehingga pendirian lembaga pendidikan juga tunduk pada ketentuan WTO. Hal ini sedang “digugat” oleh pimpinan perguruan tinggi di tanah air

Kelemahan Globalisasi ekonomi :
  1. kekuatan pasar global
  2. Tidak ada kontrol pemerintah
  3. Negara bekembang dipaksakan keterbukaan ekonomi, krn makanan empuk bagi mereka
  4. Tidak ada subsidi dari pemerintah
  5. Menghilangkan hambatan yang berwujud tarif bea masuk maupun hambatan-hambatan bukan tarif, seperti pelarangan impor, kuota, lisensi impor, dan sebagainya
  6. Dimasukkannya sektor jasa dalam liberalisasi ekonomi dunia itu, sebagai implementasi GATS (General Agreement on Trade and Services) ,  semakin menyudutkan posisi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, yang umumnya sangat lemah dalam sektor jasa
  7. Ketika Putaran Uruguay sedang berlangsung, dua lembaga-lembaga ekonomi internasional,  OECD dan Bank Dunia (1992), yang  meneliti kemungkinan dampak liberalisasi perdagangan dunia terhadap beberapa negara di dunia menunjukkan manfaat  terbesar liberalisasi pasca Putaran Uruguay akan dinikmati oleh negara-negara anggota Masyarakat Eropa (Uni Eropa), Cina, Jepang, USA, dan negara-negara yang tergabung dalam EFTA
  8. Dengan mengasumsikan terjadi pengurangan tarif dan subsidi sebesar 30%, liberalisasi perdagangan dunia tahun 2020 akan memberikan manfaat ekonomi sebesar US$ 213 miliar dollar AS. Dari nilai itu, US$ 80,7 miliar dinikmati negara-negara anggota Masyarakat Eropa, diikuti RRCina (US$37 miliar), Jepang (US$ 25,9 miliar), Amerika Serikat (US$ 18,8 miliar), dan negara-negara anggota EFTA (US$ 12,3 miliar). Indonesia diperkirakan waktu itu mengalami kerugian US$1,9 miliar (OECD dan IBRD dalam Hamid dan Hendrie Anto, 2000: 102-103)

-          perwujudan globalisasi ekonomi, baik integrasi ekonomi regional,
  1. APEC,
  2. NAFTA,
  3. AFTA,
  4. maupun integrasi global seperti WTO (GATT)


Globalisasi :
Alasan kenapa Globalisasi ditolak :
  1. sebagian besar negara dunia adalah negara miskin yang belum terbiasa dengan budaya persaingan bebas
  2. bagi negara yang lemah dan kurang kompetitif dapat menjadi suatu malapetaka


Solusi Globalisasi :
  1. Ekonomi kerakayatan
  2. Membentuk gerakan anti globalisasi
  3. Gerakan membangun kesadaran masyarakat
  4. Memutus mata rantai perselingkuan pemerintah dengan



Tidak ada komentar:

@abulaka