![]() |
Padi Kami yang Sudah Mulai Berbuah Dimusnakan Oleh Pihak Perusahaan
|
Wahai Sang kekasih
Kita tak bisa menyaksikan lagi
Gemercik aliran sungai dan pepohonan berserih
Tumpukan sampah dan pepohonan kering
Itulah pemandangan panjang yang terpajang
Sudah tak asik lagi tempat untuk bersenandung
Merangkai bait-bait cinta dan kasih sayang
Karena semua telah berubah
Sebagaimana jalinan kasih kita telah terpisah
Kedamaian serta keseimbangan alam dan manusia
Digantikan suara brisik pabrik di mana-mana
Keakraban dan kepedulian manusia terhadap alam
Tergantikan oleh kobaran kebencian dan dendam
Oh Tuhan Allahu Robbi
Dari mana kami hendak memulai?
Merangkai cerita yang sedang terjadi
Apakah semua berjalan atas Kehendak-Mu sendiri?
Ataukah karena keserakahan para elit yang memperkaya diri
Atau kami terlalu lemah lantaran berjalan sendiri-sendiri
Sehingga kami hanya bisa meratapi
Di saat hutan-hutan kami ditebangi
Hanya kepada-Mu-lah kami mengaduh
Semua tak peduli dan sibuk sendiri-sendiri
Para elit hanya sibuk bersilat lidah
Berlindung di bawah kepentingan birokrasi
Kalian datang dengan belaian janji
Bahwa kami akan hidup layak dan bergensi
Lalu kalian garap lahan kami tanpa permisi
Ternyata janji itu untuk golonganmu sendiri
Tahukah kalian semua
Persatuan kami terusik dengan janji manis kalian
Kegotongroyongan kami telah sirna
lantaran kalian nyanyikan lagu dendam dan kecurigaan
sungai tempat bermain anak-anak
hanya menjadi cerita di masa lalu
lantaran kekeringan terjadi di mana-mana
tersedot oleh pepohonan yang katanya pembaharuan ekonomi
kejayaan bangunan pabrik dan rumah-rumah mewah
Menutupi lapangan sepak bola
Kita sudah tak bicara lagi berdaya guna
Yang ada hanya hasrat kepentingan di bawah tekanaan
penguasa
Apakah kalian tak peduli dengan generasi penerus
Mereka untuk memaduh kasih saja sudah tak asik lagi
Hutan dan sawah-sawah kalian jual ke kaum penindas
Dengan dalih pengembangan ekonomi dan teknologi
Bagaimana generasi kami memiliki kedhiupan
Jika kelak ke depan
Kami hanya bisa memandangi hamparan sawah dan hutan
Dikelilingi kawat-kawat berduri perusahaan
Tidakkah kalian tahu
Hutan bukan milik kita
Kita hanya meminjam dari anak cucu
Kemudian mengembalikan kepada mereka
Kami tak banyak berharap pada kalian
Wahai para elit, penguasa dan pengusaha
Berikan kami mata air
jangan tinggalkan kami air mata
Jogja, 25 Oktober 2016
Abulaka Archaida (AA)
luar biasa mang rupenye,,,,Baru bace
BalasHapus