Nyanyian Anak Tani - Abulaka Archaida

Selasa, 25 Oktober 2016

Nyanyian Anak Tani


Padi Kami yang Sudah Mulai Berbuah Dimusnakan Oleh Pihak Perusahaan


Wahai Sang kekasih
Kita tak bisa menyaksikan lagi
Gemercik aliran sungai dan pepohonan berserih
Sebagaimana dulu tempat kita memaduh kasih

Tumpukan sampah dan pepohonan kering
Itulah pemandangan panjang yang terpajang
Sudah tak asik lagi tempat untuk bersenandung
Merangkai bait-bait cinta dan kasih sayang


Karena semua telah berubah
Sebagaimana jalinan kasih kita telah terpisah

Kedamaian serta keseimbangan alam dan manusia
Digantikan suara brisik pabrik di mana-mana
Keakraban dan kepedulian manusia terhadap alam
Tergantikan oleh kobaran kebencian dan dendam

Oh Tuhan Allahu Robbi
Dari mana kami hendak memulai?
Merangkai cerita yang sedang terjadi
Apakah semua berjalan atas Kehendak-Mu sendiri?

Ataukah karena keserakahan para elit yang memperkaya diri
Atau kami terlalu lemah lantaran berjalan sendiri-sendiri
Sehingga kami hanya bisa meratapi
Di saat hutan-hutan kami ditebangi

Hanya kepada-Mu-lah kami mengaduh
Semua tak peduli dan sibuk sendiri-sendiri
Para elit hanya sibuk bersilat lidah
Berlindung di bawah kepentingan birokrasi

Kalian datang dengan belaian janji
Bahwa kami akan hidup layak dan bergensi
Lalu kalian garap lahan kami tanpa permisi
Ternyata janji itu untuk golonganmu sendiri

Tahukah kalian semua
Persatuan kami terusik dengan janji manis kalian
Kegotongroyongan kami telah sirna
lantaran kalian nyanyikan lagu dendam dan kecurigaan

sungai tempat bermain anak-anak
hanya menjadi cerita di masa lalu
lantaran kekeringan terjadi di mana-mana
tersedot oleh pepohonan yang katanya pembaharuan ekonomi

kejayaan bangunan pabrik dan rumah-rumah mewah
Menutupi lapangan sepak bola
Kita sudah tak bicara lagi berdaya guna
Yang ada hanya hasrat kepentingan di bawah tekanaan penguasa

Apakah kalian tak peduli dengan generasi penerus
Mereka untuk memaduh kasih saja sudah tak asik lagi
Hutan dan sawah-sawah kalian jual ke kaum penindas
Dengan dalih pengembangan ekonomi dan  teknologi

Bagaimana generasi kami memiliki kedhiupan
Jika kelak ke depan
Kami hanya bisa memandangi hamparan sawah dan hutan
Dikelilingi kawat-kawat berduri perusahaan

Tidakkah kalian tahu
Hutan bukan milik kita
Kita hanya meminjam dari anak cucu
Kemudian mengembalikan kepada mereka

Kami tak banyak berharap pada kalian
Wahai para elit, penguasa dan pengusaha
Berikan kami mata air
jangan tinggalkan kami air mata

Jogja, 25 Oktober 2016
Abulaka Archaida (AA)

1 komentar:

@abulaka